Belitung Terkini


(Tanjungpandan, WP), Eksistensi dan citra PKK dengan ibu-ibu penggeraknya dapat dianalogikan atau diibaratkan sebagai vas bunga keramik yang sarat dengan dengan nilai-nilai seni, bercita rasa tinggi, dan penuh nilai estetika, sekaligus memiliki nilai pragmatis untuk menyimpan bunga warna-warni yang indah pula. Bila vas keramik tersebut pecah, maka bunga tersebut juga akan kehilangan keindahannya. Dengan kata lain, bila citra PKK buruk, maka musnahlah harapan yang ditumpukan pada ibu-ibu dalam wadah PKK sebagai pendorong pembangunan. Titik ekstrimisme analogi vas bunga keramik tersebut, hanyalah salah satu cara pandang sederhana agar kita senantiasa bersikap bijak dan bekerja dengan keikhlasan serta mawas diri tentang bagaimana menyikapi hidup dan kehidupan di tengah tantangan zaman.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Bupati Belitung Ir. H. Darmansyah Husein pada saat Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 36 di Kabupaten Belitung, yang dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2009 di Ruang Serba Guna Pemkab Belitung.

Karena itu, selaku Kepala Daerah Kabupaten Belitung dirinya berharap agar refleksi 36 tahun perjalanan Kesatuan Gerak PKK dapat memperkokoh persatuan bangsa, berbuat lebih banyak untuk masyarakat serta semakin memperkaya diri dengan kualitas, kompentensi dan dapat mempertahankan citra diri yang positif sehingga dapat terus menyokong pembangunan ke arah yang lebih baik. “Peningkatan Kompetensi Diri dan Citra Kaum Ibu yang menjadi motor penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah dua hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi PKK”, tegas Darmansyah.

Selanjutnya menurut Darmansyah, tidak dapat dipungkiri bahwa budaya yang terbentuk dan berkembang di masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung telah menempatkan laki-laki pada posisi yang dominan sebagai pencari nafkah dan pemimpin keluarga. Karena itu, tingkat kesejahteraan keluarga sangat ditentukan oleh kaum laki-laki sebagai tulang punggung dari sebagian besar keluarga di Indonesia. Dengan demikian, muncul asumsi bahwa dengan adanya nafkah yang banyak dari usaha suami, maka kesejahteraan dapat tercapai.

Asumsi ini tidak sepenuhnya benar, karena kesejahteraan dalam rumah tangga tidak selalu ditentukan oleh jumlah materi yang didapat. Namun, hal yang paling menentukan adalah pengelolaan (manajemen) kehidupan rumah tangga yang baik. Tugas manajerial ini umumnya dilakukan oleh kaum ibu. Karena itulah, seorang ibu dituntut untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensi diri agar dapat menjadi manajer yang baik, dengan senantiasa memperbaharui pengetahuan dan wawasan tentang berbagai hal, termasuk isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat.

“Contoh kongkrit dari relevansi komponen-komponen ini adalah bagaimana seorang ibu mengatur pengeluaran atau belanja keluarga ditengah krisis yang melanda dunia saat ini, namun tetap mengedepankan gizi dan kesehatan keluarganya” jelas Darmansyah.

Turut hadir pada kesempatan ini antara lain Sekda Kabupaten Belitung Ir. H. Mulgani, para Kepala Dinas/ Lembaga/Badan/Kantor/Bagian di Lingkungan Pemkab Belitung, Para Cama se Kabupaten Belitung, Ketua PKK Kabupaten Belitung dan Belitung Timur serta ibu-ibu yang tergabung dalam kepengurusan PKK Desa dan Kecamatan se Kabupaten Belitung. (Zakina)

Tanjungpandan (WP), Keluarga merupakan basis pembangunan bangsa. Apabila kita menginginkan bangsa ini menjadi bangsa yang sejahtera, yang harus kita lakukan pertama kali adalah membangun kesejahteraan keluarga itu sendiri. Persoalannya kemudian adalah, membangun kesejahteraan keluarga bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah, tapi juga tugas dan tanggung masyarakat, baik secara institusional atau kelembagaan maupun secara personal atau persorangan. Adapun tugas dan tanggung jawab pemerintah lebih diarahkan kepada pembangunan infrastruktur, fasilitasi dan pembinaan.

Oleh karena itu, salah satu sasaran pembangunan keluarga sejahtera adalah menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam mendorong peningkatan kesejahteraan keluarga, baik dalam bidang Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan, pendidikan, agama, maupun kelembagaan keluarga yang Mawaddah Sakinah Warohmah sebagai basis pembinaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Demikian Bupati Belitung Ir.Darmansyah Husein memberikan penekanan kepada sejumlah peserta yang hadir dalam rangka Penilaian Kegiatan Peringatan Hari Keluarga Nasional XVI Tahun 2009 Tingkat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diselenggarakan di Kantor Kepala Desa Air Merbau, Jumat, 23 Januari 2009, Pukul 14.30 WIB.

Menurut data dari Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Belitung, sepanjang tahun 2006-2007. partisipasi dalam ber-KB di Kabupaten Belitung dengan tubekti (MOW) merupakan kontrasepi yang banyak digunakan tetapi mengalami penurunan dari 1257 (2006) menjadi 1096 peserta KB (2007). Sedangkan vasektomi (MOP) merupakan kontrasepsi yang paling sedikit pesertanya yakni 16 peserta (2006) dan 13 peserta (2007.) Pada tahun 2007 jumlah pasangan usia subur sebanyak 25895 pasangan, meningkat menjadi 26609 pasangan (2007), tetapi pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 26407 pasangan. Sedangkan Wanita Usia Subur (WUS) pada tahun 2006 sebanyak 26137 orang, mengalami pnuruna pada tahun 2007 menjadi 35643 orang. Pada tahun 2008 jumlah WUS meningkat menjadi 36576 orang.

Keberadaan PUS dan WUS di Kabupaten Belitung tentunya perlu diperhatikan mengingat kondisi kesehatan akan berdampak pada kualitas generasi berikutnya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, pada tahun 2007 terdapat 28 kasus kematian neonatus dimana 42,86 persennya diakibatkan oleh masalah Berat Badan Rendah (BBLR)

Salah satu upaya untuk menumbuhkan partisipasi itu adalah penyelenggaraan penilaian berbagai kegiatan pembangunan keluarga sejahtera, yang dilaksanakan pada momentum Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas). Melalui kegiatan ini diharapkan kepedulian dan partisipasi masyarakat semakin meningkat, sehingga pembangunan keluarga sejahtera dapat semakin optimal. “Harapan kita, melalui penilaian ini Kabupaten Belitung tidak saja kembali mendominasi Juara I lomba kegiatan Harganas Tingkat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, tapi juga tercatat sebagai kabupaten paling berhasil dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan keluarga sejahtera” ujar Bupati diakhir sambutannya (Fithrorozi)

Tanjungpandan (WP), Bertempat di Ruang Sidang Bupati, Ir.Darmansyah Husein melakukan percakapan melalui fasilitas 3G dengan GM Sales & Customer Service Telkomsel Regional Sumbagsel, I Ketut Susila Dharma yang berada di Jaguar Music Resto saat press conference Launching 3G pada hari Rabu di Pangkalpinang (21/1).

Kehadiran 3G dari operator terbesar di Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan daya dukung terhadap pembangunan bidang kepariwisataan di Kabupaten Belitung. Sebagaimana yang diungkapkan Bupati Belitung, Ir.Darmansyah Husein yang didampingi Kabag Humas, Suharyanto SAP Rabu (21/1).

Pelanggan Telkomsel di Sumbagsel yang kini mencapai lebih dari 6,2 juta pelanggan selain diharapkan berperan dalam mempromosikan program unggulan Provinsi Babel berbasis sektor pariwisata dengan Visit Babel Archi 2010 juga dapat meningkatkan daya dukung terhadap kegiatan Sail Indonesia pada tahun 2009 nanti.

Regional Account Manager, Grapari Pangkalpinang, M.Andy Bachtiar mengungkapkan kehadiran 3G diharapkan dalam mendukung operasional kerja Pemda Belitung dalam rangka memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat dengan fasilitas 3G Telkomsel. Saat ini coverage area di pulau Belitung mencakup Buding, Buluh Tumbang, Perawas hingga pusat kota Tanjunpandan. “Dengan pengembangan kawasan pariwisata, diharapkan teknologi 3G juga dapat mencakup kawasan Tanjung Tinggi di Utara dan kawasan pantai wisata Tanjungpendam nantinya” ujar Darmansyah. Dengan mobile modem saat ini kawasan wisata Tanjungpendam dapat menakses internet dengan kecepatan sekitar 276 kbps. Kecepatan akses melewati tiga generasi yakni GPRS, EDGE (2,5 G), UMTS (3G) dan HSDPA (3,5G). Berdasarkan uji akses yang dilakukan Wartaparja, cakupan dan kecepatan akses 3G telkomsel belum merata, di kawasan perkantoran Pemda Kabupaten Belitung misalnya dapat diakses dengan dengan kecepatan 1200 kbps sedangkan di Tanjungpendam 276 kbps. Berbeda dengan GPRS, dengan akses 3G selain dapat mengetahui penelpon, masyarakat juga dapat menerima telpon dan sms berbarengan dengan akses internet tanpa gangguan.

Bupati Belitung Ir.Darmansyah Husein juga mengharapkan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini akan mendukung program desiminasi informasi seperti adanya sms (SMS Gateway) yang mampu menyebarkan informasi pelayanan dasar seperti Jaminan Kesehatan Belitung. Fitur 3G Telkomsel meliputi video call, video converence, video surveillance, mobile TV, Mobile video, serta high speed browsing inter and data download mencapai 3,2 Mbps

Telkomsel menawarkan paket berlangganan 12 bulan TelkomselFlash time base dan paket berlangganan 12 bulan Telkomsel Unlimited yang diperuntukan bagi corporate. Tarif TelkomselFlash Time Based terdiri dari tarif Lite Rp.225.000 /25 jam, Tarif Medium Rp.325.000/65 jam dan Tarif Savvy Rp.500.000/170 jam. Sedangkan kelebihan pemakaian dikenakan tarif Rp. 350/menit. Sementara TelkomselFlash Unlimited meliputi paket Lite Rp.225.000/up to 256 Kbps, Tarif Medium Rp. 325.000/up to 512 Kbps dan paket Savvy Rp.500.000/up to 3,6 Mbps. (fithrorozi)

Tanjungpandan (WP), 889 Suara yang diraih Syahroni akhir menentukan persaingan ketat dengan Purnama Ningsih (881 suara) yang mengantarkannya sebagai Kades Tanjung Binga Periode 2008-2014 melalui Hasil Pemilihan Kepala Desa yang diselenggarakan pada tanggal 23 Nopember 2008. Sementara 4 calon Kades lainnya masing-masing Sunandar Sani memperoleh 253 suara dan Jumidi memperoleh 205 suara.

Desa Tanjung Binga merupakan desa pesisir dengan 3208 pemilih yang tercantum dalam daftar Pemilih Tetap. Dari jumlah tersebut terdapat 910 pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya.Sedangkan suara sah tercatat sejumlah 2238 suara dengan 60 suara tidak sah. Demikian isi surat yang dikirimkan Camat Sijuk Drs.H.Ramansyah kepada Bupati Belitung melalui Kabag Tata Pemerintahan.

Syahroni adalah putra kelahiran Desa Tanjung Binga, pada tanggal 11 November 1967. Pendidikan terakhirnya adalah SLTP yang sebelumnya bekerja sebagai wiraswasta. Syahroni ditetapkan sebagai Kades Tanjung Binga Periode 2009-2015 berdasarkan Keputusan Bupati Belitung Nomor 188.45/001/KEP/I/2009 tentang Pemberhentian Kepala Desa dan Pengesahan Pengangkatan Kepala Desa Hasil Pemilihan Kepala Desa Tanjung Binga Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung Periode 2009-215 tertanggal 5 Januari 2009. Syahroni ditetapkan sebagai Kades Tanjung Binga mengganti Suryanto yang berlangsung di Kantor Desa Tanjung Binga, Selasa 20 Januari 2009 pada pukul 10:00 wib.

Dalam sambutannya, Bupati Belitung Ir.Darmansyah Husein berpesan kepada masyarakat Desa Tanjung Binga saya harapkan agar memberikan dukungan Kepala Desa Terpilih, karena tugas membangun desa ini merupakan tugas kolektif yang memerlukan dukungan dan peran serta seluruh masyarakat desa. Tanpa dukungan dan peran serta masyarakat, mustahil seorang Kepala Desa dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, sesuai yang kita harapkan.

Desa Tanjung Binga berada di daerah tujuan wisata.Untuk itu pemerintah daerah terus berupaya memfasilitasi pemberdayakan masyarakat daerah tujuan wisata. Salah satu bentuknya adalah melalui kegiatan Sail Indonesia di Tanjung Kelayang, yang telah kita laksanakan sejak tahun 2007. Tahun 2009 program ini kita lanjutkan, sebagai wujud konsistensi program jangka panjang pemberdayaan masyarakat daerah tujuan wisata dan promosi potensi wisata daerah.

Program ini memerlukan dukungan semua pihak, terlebih jajaran pemerintah dan masyarakat Kecamatan Sijuk. Wujudnya antara lain aktualisasi Sapta Pesona, yakni citra keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramah tamahan dan kenangan, yang harus dibangun di daerah tujuan wisata. Demikian Ir.Darmansyah Husein menyampaikan sambutan dalam acara pengambilan sumpah Syahroni sebagai Kepala Desa Tanjung Binga (fithrorozi)

« Laman SebelumnyaLaman Berikutnya »